GEOPOLITIK dan geostrategi Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis di dunia. Hal itu pertama kali dikemukakan Presiden Soekarno saat menyampaikan pokok-pokok pikiran geopolitik dan geostrategi Indonesia dalam pembukaan kursus reguler angkatan pertama, sekaligus meresmikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI pada 20 Mei 1965.
Soekarno atau Bung Karno menekankan, pengetahuan geostrategi dan geopolitik sangat dibutuhkan. Presiden Soekarno mendirikan Lemhannas di tengah polarisasi dunia, yang berdampak kepada kehidupan nasional yang penuh ketidakstabilan.
Bung Karno telah meletakkan dasar-dasar dari konsepsi mencapai Indonesia yang sepenuhnya berdaulat dan mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan kultur bangsa Indonesia. Dalam kaitan dengan pertahanan, Bung Karno menyatakan, “Susunlah pertahanan nasional bersendikan karakter bangsa."
Maka, Bung Karno tidak hanya menempatkan Lemhannas sebagai kawah candradimukanya calon pemimpin, tetapi juga sebagai think tank yang berlandaskan pada posisi strategis geopolitik Indonesia.
Jadi, arahan strategis Bung Karno makin jelas agar Lemhannas bisa mencetak calon pemimpin nasional yang memahami konsekuensi dari pertarungan negara-negara besar, pertarungan geopolitik antara negara-negara utama di kawasan dan apa pengaruhnya bagi Indonesia.
Amanat Bung Karno untuk memperluas cakrawala wawasan geopolitik dan geostrategi dewasa ini tetap relavan. Hal ini bisa dipakai untuk membaca dinamika global dewasa ini, termasuk ketika Australia, tetangga Indonesia yang punya ikatan kuat dengan Indonesia yang terjalin sejak 1945, belum lama ini membeli 220 rudal jelajah Tomahawk dari Amerika Serikat (AS) senilai 1,3 miliar dolar Australia atau setara Rp 13,4 triliun.
Rudal itu bisa melesat pada ketinggian sangat rendah dengan kecepatan subsonik tinggi, dan dikendalikan dengan sistem panduan yang disesuaikan dengan misi.
Indonesia secara positif menilai Australia sedang memperkuat struktur pertahanan yang kukuh. Tetangga yang baik tahu bahwa Australia adalah wilayah dengan lokasi strategis, dan ini modal berkontribusi secara signifikan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Selain itu, ada hal yang menarik bahwa rencana pembelian rudal Tomahawk tersebut telah disetujui Kementerian Luar Negeri AS pada 17 Maret 2023, diumumkan hanya beberapa hari setelah Australia mengumumkan proyek kapal selam bertenaga nuklir di bawah kesepakatan AUKUS.
Sehubungan ini, AS menilai bahwa Australia adalah salah satu sekutu terpenting di Pasifik Barat.
(Prof. DR. Drs. Ermaya Suradinata, SH, MH, MSI, adalah mantan Dirjen Sospol Depdagri RI, Rektor IPDN, Gubernur Lemhannas RI, dan saat ini Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.)