KOLOM “GEOPOLSTRA”

Indonesia Siap Hadapi Ketidakpastian Geopolitik Dunia

Presiden Joko Widodo adalah mata bangsa dan negara Indonesia yang begitu tajam melihat dunia. Lewat ketajaman ini Presiden Joko Widodo berujar, “Kita tahu, dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja.”

Pemberitahuan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo, sebagaimana diberitakan Rakyat Merdeka (8 Agustus 2023), dihadapan lebih dari 500 para peserta ASEAN Intercultural and Interlegious Dialog Conference 2023, di Jakarta, Indonesia menjadi sebuah keprihatian untuk warga dunia.

Bilamana ditelesik lebih jauh, memang, geopolitik dunia dewasa ini sering kali tidak stabil dan penuh tantangan, dengan berbagai permasalahan yang mengindikasikan bahwa keadaan tidak baik-baik saja.

Ketidakstabilan geopolitik ini antara lain disebabkan oleh adanya persaingan kekuatan besar. Di mana persaingan antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia, sudah sedemikian kompleks dan rumit.

Juga mengenai sengketa wilayah. Sebutlah pula masalah perbatasan dan wilayah sengketa di Laut China Selatan antara beberapa negara di Asia Tenggara dan Tiongkok –termasuk pula telah menyebabkan ketegangan regional.

Ketidakstabilan geopolitik juga muncul akibat krisis kemanusiaan. Sebutlah dengan adanya konflik bersenjata meletus maka muncul krisis kemanusiaan seperti di Suriah, Yaman, dan Myanmar. Hal ini telah menyebabkan penderitaan besar bagi warga sipil dan menciptakan tekanan terhadap masyarakat internasional.

Berberangan dengan ini krisis migrasi dan pengungsi muncul, dan ini pun memicu ketidakstabilan politik dan sosial di wilayah - wilayah tertentu ementara tanggapan internasional terhadap masalah ini tidak selalu koheren.

Belum lagi dengan adanya perebutan sumber daya alam, maka ketidakstabilan geopolitik juga muncul. Teriring perubahan iklim dan persaingan atas sumber daya alam yang semakin terbatas, ini pun dapat memicu konflik di berbagai wilayah. Sejumlah negara pun bersaing untuk mengamankan akses ke sumber daya yang langka.

Dari semua premise itu maka dapat dimengerti apa yang dikatakan Presiden Joko Widodo agar Indonesia punya persiapan, “Jika Indonesia tidak punya persiapan, dampaknya bisa sangat menyusahkan.” Tentu saja segenap bangsa Indonesia tidak sudi mau susah menanggung ketidakstabilan geopolitik dunia.

Oleh karena itu Indonesia harus kuat dan berani dalam memainkan peran di wahana geoplitik dan geostrategi dunia. Bagaimanapun Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam konteks geopolitik dan strategi – walau dunia sedang mengalami ketidakstabilan geopolitik. Indonesia memiliki beberapa peran kunci dalam menghadapi tantangan geopolitik global.

Dalam faktor menjaga stabilitas regional, jelaslah Indonesia harus memainkan peran menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Di mana tahu ini Indonesia sebagai keketuaan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), peran tersebut telah diimplemnetasikan.

Termasuk Indonesia berperan dalam memberikan bantuan dan perlindungan terhadap pengungsi dan korban konflik serta krisis kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara.

Bersamaan pula berperan dalam kedudukan geografis, di mana Indonesia memberikan kontrol atas jalur pelayaran strategis, terutama Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan penting. Di sini pula Indonesia memiliki peran dalam menjaga keamanan maritim dan memfasilitasi arus perdagangan internasional.

Bukan itu saja, Indonesia juga harus intensif memainkan peran memfasilitasi dialog dan diplomasi demi mengatasi konflik dan perbedaan pandangan di tingkat regional dan internasional. Dasar dari peran ini pula membuat Indonesia sering menjadi mediator dalam berbagai isu dan konflik di kawasan Asia Tenggara.

Peran yang tidak terbatas juga mengharuskan Indonesia membangun dan memperkuat kemitraan dengan negara-negara lain yang memiliki nilai dan tujuan serupa dalam upaya menjaga stabilitas global. Kemitraan ini bisa meliputi bidang keamanan, perdagangan, investasi, dan kerjasama teknologi.

Dalam menghadapi kondisi dunia yang tidak baik-baik saja, Indonesia dapat memainkan peran aktif dalam upaya memitigasi konflik, mempromosikan kerjasama regional dan internasional, serta memastikan stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan global.

Hal ini antara lain harus melibatkan diplomasi, kerjasama, dan upaya berkelanjutan untuk memperkuat peran budaya Indonesia dalam urusan geopolitik dan strategi.

(Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH, MSI, adalah mantan Dirjen Sospol Depdagri RI, Rektor IPDN, Gubernur Lemhannas RI, dan saat ini Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.)

id_IDIndonesian