Latihan Perang, Kebutuhan Geopolitik dan Geostrategi Indonesia Hadapi Ancaman

Shooting of an RM-70 MLRS Vampire Rocket at Banongan Beach to carry out an amphibious operation during the 2023 Dharma Yudha TNI Joint Exercise in Situbondo, East Java, Tuesday (1/8/2023). At the peak of the joint ground operation exercise, amphibious operations, combat support support operations, joint air operations and airborne operations were carried out. The operations center is at viewing point T12 of the Marine Combat Training Center 5 Baluran. Kompas/Bahana Patria Gupta (BAH)(Bahana Patria Gupta/KOMPAS)

PASUKAN musuh yang lengah disusupi oleh pasukan khusus TNI, seperti Sat 81 Kopassus, Denjaka, Taifib, dan Kopasgat, yang melakukan penerjunan malam untuk menghancurkan sasaran-sasaran strategis musuh.

Setelah infiltrasi pasukan khusus, unsur Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab) dan Komando Tugas Udara Gabungan (Kogasudgab) membombardir pantai musuh dengan bantuan tembakan dari udara dan laut.

Kemudian dilaksanakan operasi amfibi dengan pendaratan marinir dari laut untuk menguasai pantai musuh. Setelah pantai dikuasai, pasukan darat gabungan diterjunkan untuk melaksanakan operasi darat lanjutan.

Itulah kenyataan Latihan Gabungan TNI 2023 dengan tajuk Dharma Yudha. Latihan perang ini berlangsung pada 30 Juli hingga 1 Agustus 2023, melibatkan 7.165 prajurit, 35 kapal perang Republik Indonesia (KRI), 20 pesawat tempur, 15 helikopter, 15 tank darat, dan 43 tank amfibi.

Indonesia siap hadapi ancaman

Latihan Gabungan TNI 2023 ini memiliki manfaat yang signifikan –jika dilihat dari perspektif geopolitik dan geostrategis. Latihan perang memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya.

Dalam dunia yang kompleks dan sering kali tidak stabil, Indonesia harus siap menghadapi berbagai ancaman dan tantangan keamanan.

Maka melalui latihan perang, Indonesia dapat meningkatkan kesiapan dan keterampilan militer, serta memperkuat kemampuan untuk melindungi wilayah dan kepentingan nasional.

Di sisi lain, latihan ini juga berfungsi sebagai sinyal deterensi terhadap potensi musuh. Ketika negara menunjukkan kemampuan militer yang kuat melalui latihan perang, mereka dapat mencegah aksi agresif dari negara-negara lain yang mungkin mencoba mengancam keamanan atau kedaulatan mereka. Indonesia secara tidak langsung memperlihatkan hal-hal tersebut.

Bersamaan pula bahwa latihan perang ini menyediakan kesempatan untuk menguji dan mengevaluasi strategi militer.

Dari latihan ini, negara dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam rencana dan taktik yang digunakan.

Hal ini memungkinkan penyesuaian dan penyempurnaan strategi yang lebih efektif dalam menghadapi potensi ancaman masa depan.

Selain dari aspek strategis, latihan perang juga memberikan kesempatan bagi personel militer untuk meningkatkan keterampilan operasional mereka.

Latihan perang yang realistis –dan intens-- dapat meningkatkan kemampuan reaksi cepat, koordinasi, dan keahlian tempur yang vital dalam situasi nyata.

Latihan Gabungan TNI 2023 yang bertajuk Dharma Yudha berhasil dan efektif, sehingga dapat memperkuat citra dan pengaruh internasional negara.

Maka Indonesia menunjukkan kemampuan militer yang andal dan profesional mendapat respons positif komunitas internasional –dan mendapatkan kepercayaan dari mitra potensial.

Secara keseluruhan, latihan gabungan itu adalah instrumen penting untuk membantu bangsa dan negara mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan geopolitik dan geostrategis, serta memastikan keamanan, stabilitas, dan kedaulatan nasional.

Meningkatkan kemampuan pertahanan

Dalam konteks geopolitik dan geostrategi, Indonesia menyelenggarakan latihan perang untuk memperkuat pertahanan nasional, meningkatkan kesiapan militer, dan memperkuat posisinya di wilayah geopolitik Asia Tenggara dan Samudera Pasifik.

Sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut yang luas, latihan perang membantu Indonesia menghadapi tantangan keamanan maritim.

Latihan ini mencakup penguatan angkatan laut dan penerbangan untuk mengawasi perairan nasional, melindungi sumber daya alam, dan mencegah ancaman terhadap kedaulatan maritim.

Serta melalui latihan perang yang transparan ini, Indonesia dapat memperkuat stabilitas regional. Serta dapat meningkatkan kerjasama dengan negara-negara tetangga demi menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.

Latihan Gabungan TNI 2023 juga berfungsi sebagai tindakan deterensi terhadap ancaman potensial. Dengan menunjukkan kesiapan dan kemampuan militer yang kuat, Indonesia dapat mengefektifkan sinyal bahwa negara ini bersiap menghadapi setiap potensi ancaman dari luar.

Hal lainnya adalah membantu peningkatan kemampuan militer dan profesionalisme angkatan bersenjata Indonesia. Personel militer dapat meningkatkan keterampilan operasional, koordinasi, dan taktik yang esensial dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.

Dengan demikian, latihan perang yang dilaksanakan oleh Indonesia memiliki tujuan strategis untuk memperkuat kedaulatan, pertahanan, dan keamanan nasional, serta memainkan peran yang lebih kuat dalam dinamika geopolitik dan geostrategi di kawasan Asia Tenggara dan Samudra Pasifik.

Kebutuhan Geopolitik dan Geostrategi

Kebutuhan geopolitik dan geostrategi sangat penting dalam menilai latihan perang. Geopolitik dan geostrategi adalah studi tentang interaksi antara faktor geografis, politik, ekonomi, dan militer dalam menentukan kebijakan dan strategi suatu negara di tingkat regional dan global.

Dalam konteks latihan perang, kedua aspek ini menjadi pertimbangan utama dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi latihan militer negara.

Sehingga geopolitik dan geostrategi menilai bahwa latihan perang yang efektif harus mempersiapkan angkatan bersenjata untuk menghadapi berbagai ancaman potensial dan mengamankan kedaulatan nasional.

Maka geopolitik dan geostrategi juga mempertimbangkan: sejauh mana latihan perang dapat meningkatkan kesiapan militer untuk menghadapi ancaman yang mungkin timbul di tingkat regional atau global.

Hal ini harus mencakup skenario realistis dan beragam, termasuk ancaman tradisional maupun non-tradisional.

Selain itu, geopolitik dan geostrategi juga menilai bahwa aspek penting lain adalah sejauh mana latihan perang dapat membantu meningkatkan keterampilan operasional, reaksi cepat, dan koordinasi antara berbagai angkatan militer.

Pada akhirnya kebutuhan geopolitik dan geostrategi menjadi panduan penting dalam menilai latihan perang suatu negara.

Latihan militer yang efektif harus mengakomodasi aspek-aspek di atas, untuk memastikan bahwa negara siap dan mampu menghadapi berbagai tantangan keamanan yang ada di tingkat regional dan global.

(Prof. DR. Drs. Ermaya Suradinata, SH, MH, MSI, adalah ­mantan Dirjen Sospol Depdagri RI, Rektor IPDN, Gubernur ­Lemhannas RI, dan saat ini Dewan Pakar Bidang ­Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.)

id_IDIndonesian