Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Potongan lirik lagu 17 Agustus itu memperjelas betapa kemderdekaan adalah kepastian. Bangsa yang dimulai dengan kepastian, maka menyemai kebahagiaan “Selama hayat masih di kandung badan.”
Bung Karno mengemasnya dalam kalimat yang lebih tandas: “Sekali Merdeka tetap Merdeka”! Kucetus semboyan: “Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta Kemerdekaan”.
Semboyan itu sekaligus memberitahukan: bahagia atau kebahagiaan, jauh lebih berharga ketimbang damai atau perdamaian. Karena itu kemerdekaan adalah kebahagiaan. Kebahagiaan dalam konteks ini merujuk karena individu punya kebebasan untuk membuat pilihan, mengejar tujuan pribadi, dan mengambil keputusan. Ada makna kebebasan berbicara, beragama, bergerak, dan bebas melakukan pilihan hidup yang diinginkan.
Indonesia sejak merdeka menyediakan semua itu. Maka kemerdekaan yang dijalani setiap warga negara selalu dengan tanggung jawab dan penghargaan terhadap hak-hak orang lain. Dengan demikian Indonesia yang membahagiakan selalu memberikan kontribusi positif baik pada kebahagiaan individu maupun kondisi damai dalam masyarakat.
Lantas pada hari-hari ini di seantero pelosok kampung dan segala penjuru Indonesia, segenap warga memasang bendera merah-putih ini adalah ekspersi kebahagiaan terhadap semarak merayakan 17 Agustus. Sama-sama merayakan kebahagiaan pada tanggal dan bulan lahirnya Republik Indonesia sebuah bangsa yang selalu punya kebahagiaan.
Dan sebetulnya bangsa Indonesia telah menunjukkan hal itu sejak dulu: sekurang-kurangnya sejak 17 Agustus 1945, telah menghirup kemerdekaan, melepas belenggu-belenggu penjajahan, maka bangsa ini hidup bahagia meniti jembatan emas menyemai masa depan yang gemilang.
Lalu Bung Karno berpesan: “Masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan di hari ini.” Pernyataan ini sekaligus mencerminkan semangat, opti¬misme, dan komitmen untuk membangun bangsa yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat menginspirasi dan membawa kebahagiaan bagi segenap bangsa Indonesia.
Maka 17 Agustus setiap tahun selalu dirayakan dengan sukacita dan penuh kebanggaan, di mana bangsa Indonesia merayakannya bukan saja sebagai momentum kebangsaan, juga sebagai refleksi untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Di sinilah pentingnya merayakan tanggal kemerdekaan bukan hanya sebuah upacara formal, tetapi juga memiliki manfaat yang lebih mendalam. Manfaatnya antara lain untuk memelihara identitas kebangsaan, dan melestarikan warisan sejarah. Dengan mengingat ini untuk generasi muda jadi dapat menge¬nal dan menghargai akar-akar sejarah mereka.
Bersamaan pula dalam merayakan 17 Agustus pun guna memperkuat energi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Maka dari perayaan 17 Agustus ini sejumlah perbedaan sosial, budaya, suku, ras, dan agama, seringkali teratasi demi kebanggaan bersama sebagai bagian dari satu Indonesia. Ini pun memicu rasa cinta dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara: membangkitkan semangat membangun kejayaan Indonesia.
Merayakan 17 Agustus juga memiliki dimensi geopolitik dan geostrategi yang signifikan. Perspektif ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana perayaan tersebut dapat mempengaruhi hubungan internasional, posisi negara dalam skenario global, serta strategi jangka panjang yang dapat ditempuh oleh sebuah negara.
Oleh karenanya ini menjadi instrumen geopolitik untuk mengukuhkan identitas nasional dan pengaruh dalam arena internasional. Indonesia merayakan kemerdekaannya dengan bahagia dan percaya diri bahwa ini menunjukkan kepada dunia: Indonesia adalah entitas yang mandiri dan memiliki keberagaman budaya, serta sejarah yang berharga.
Dalam geopolitik pula bahwa ini dapat diartikan sebagai pesan politik tentang kemandirian: siap melindungi kedaulatan bangsa dan negara, mengambil keputusan berani, dan mampu menjaga harkat dan martabat bangsa.
Sedangkan dalam pertimbangan geostrategi, perayaan 17 Agustus menyemai strategi jangka panjang negara terkait hubungan dengan negara-negara tetangga, sekutu, atau bahkan pesaing.
Oleh karenanya negara menggunakan perayaan ini biasanya sebagai platform untuk menjelaskan pandangan politik, ekonomi, dan sosial kepada dunia internasional, serta mempromosikan nilai-nilai dan aspirasi kebangsaan Indonesia.
Dalam kerangka geopolitik dan geostrategi, pada kahirnya, merayakan 17 Agustus sebagai perayaan tanggal kemerdekaan bangsa Indonesia, tidaklah semata-mata keramaian peristiwa nasional. Melainkan lebih jauh, memiliki implikasi yang dapat mencapai dimensi internasional.
Dirgahayu Republik Indonesia ke 78. Merdeka. Salam Pancasila.
(Prof. DR. Drs. Ermaya Suradinata, SH, MH, MSI, adalah mantan Dirjen Sosial dan Politik Kementerian Dalam Negeri RI, Rektor IPDN, dan mantan Gubernur Lemhannas RI.)