Indonesia 78 Tahun : Geopolitik dan Geostrategi Makin Bersinergi dan Kokoh dalam NKRI

 

Di seantero seluruh kota, desa, dan kampung para warga memasang bendera merah-putih. Dari kejadian ini jelas: seluruh bangsa Indonesia berbahagia merayakan HUT RI Ke 78 pada tanggal 17 Agustus. Kebahagiaan ini kemudian diekspresikan para warga dengan mengadakan pelbagai acara lomba – termasuk lomba yang paling jenaka.

Di tanah air Indonesia, memasang bendera 17 Agustus adalah ekspresi kebahagiaan yang bisa dirayakan bersama-sama sebagai wujud syukur merayakan kemerdekaan. Lantaran sejak merdeka 78 tahun lalu, Republik Indonesia telah menjalani perjalanan panjang bebatuan, berdebu, panas dan gersang, kemudian mulus dan sejuk.

Perjalanan panjang yang mulus dan sejuk, dewasa ini, sebutlah dalam dimensi geopolitik dan geostrtegi betapa Indonesia telah mengukir identitas geopolitik dan geostrategi yang semakin matang di kancah global. Tegasnya: Indonesia telah mengambil peran yang semakin signifikan dalam dunia geopolitik dan geostrategi.

Dalam perspektif ketertegasan itu, nyatalah bahwa Indonesia telah berhasil membangun hubungan diplomasi yang kuat dengan berbagai negara di seluruh dunia. Dalam konteks regional, Indonesia menjadi salah satu anggota aktif dalam organisasi-organisasi internasional antara lain ASEAN.

Indonesia memainkan peran penting dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara. Juga Indonesia demikian lincah dan pandai dalam menjaga hubungan baik dengan berbagai negara besar seperti AS, Tiongkok, India, dan negara-negara Eropa. Jelaslah ini memberikan kontribusi positif dalam memperkuat posisi diplomasi Indonesia di kancah internasional.

Karuan saja perkembangan geopolitik dan geostrategi Indonesia dalam usia 78 tahun ini memperkukuh kematangan dalam kancah global. Hal ini dimulai dengan kemantapan keamanan nasional dan stabilitas, penguatan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan, serta mengimplementasikan komitmen perhatian lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan.

Pada faktor kemantapan keamanan nasional dan stabilitas, Indonesia telah berhasil mempertahankan stabilitas dalam negeri dan menjaga integritas wilayahnya. Upaya penegakan hukum, pengembangan kemampuan militer yang modern, serta kerjasama regional dalam isu-isu keamanan telah menjadi landasan penting bagi perlindungan terhadap kedaulatan dan keamanan nasional.

Sedangkan penguatan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan, Indonesia telah memanfaatkan sumber daya alamnya untuk memajukan perekonomian. Dengan mengembangkan sektor ekonomi seperti pertanian, industri manufaktur, dan pariwisata, Indonesia telah berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Adapun mengimplementasikan komitmen perhatian lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan, antara lain terletak pada komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris tentang perubahan iklim serta upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, memperlihatkan kontribusi positifnya dalam skala global.

Dengan demikian kematangan geopolitik Indonesia tercermin pula dalam kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Nyatalah bahwa Indonesia sebagai negara dengan keragaman ekosistem yang kaya, telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi isu-isu lingkungan seperti deforestasi, degradasi lahan, dan perubahan iklim.

Usia Indonesia 78 tahun, karuan saja telah mencapai tingkat kematangan yang signifikan dalam hal geopolitik dan geostrategi. Indikatornya terlacak pada kemantapan menjaga stabilitas dalam negeri, berupaya terus membangun hubungan internasional yang kuat, mengoptimalkan potensi ekonomi dan lingkungan, serta Indonesia telah memainkan peran penting dalam kancah global.

Kendati demikain masih ada tantangan yang harus dihadapi, yang membuat Indonesia tidak boleh terlena. Tantangan yang harus dihadapi antaran lain tantangan keamanan; kesenjangan ekonomi dan sosial; konflik maritim dan wilayah; maupun ketergantungan pada sumber daya alam.

Maka dari itu solusi-solusi untuk mengatasi kendala dalam perkembangan geopolitik dan geostrategi Indonesia usia 78 tahun harus diimplementasikan. Di mana solusi tantangan keamaan, Indonesia harus terus memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga dan anggota ASEAN dalam menghadapi tantangan keamanan bersama seperti terorisme dan perdagangan ilegal.

Dari sana akan ada peningkatan kapasitas keamanan, di mana investasi dalam modernisasi militer, dan peningkatan kemampuan intelijen menjadi penting untuk memitigasi ancaman keamanan yang berkembang.

Lantas solusi terhadap kesenjangan ekonomi dan sosial, Indonesia harus tetap fokus pada pendidikan berkualitas dan pelatihan kerja. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengurangi kesenjangan ekonomi.

Di mana terjadi pemberdayaan ekonomi daerah, yakni diversifikasi ekonomi daerah melalui pengembangan sektor non-pertanian, dan sektor ekonomi kreatif dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan ekonomi.

Lantas solusi terhadap konflik maritim dan wilayah, Indonesia harus tetap kukuh dalam penegakan hukum maritim. Terus menerus mengintensifkan pengawasan. Sehingga penegakan hukum maritim dapat membantu mencegah konflik dan tindakan ilegal di perairan Indonesia.

Solusi terhadap ketergantungan pada Sumber Daya Alam, Indonesia harus menciptakan pengembangan industri berbasis pengetahuan. Investasi dalam inovasi dan teknologi dapat membantu mendorong perkembangan industri berbasis pengetahuan, sehingga mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam.

Dengan demikian bisa mencuat pengembangan sekktor manufaktur. Oleh karenanya mengembangkan sektor manufaktur yang berorientasi ekspor dapat membantu mengimbangi fluktuasi harga komoditas global.

Dari semua itu demi mengatasi kendala dalam perkembangan geopolitik dan geostrategi, Indonesia memerlukan pendekatan komprehensif dan kerja sama lintas sektor. Dengan penguatan kerja sama regional, investasi dalam pendidikan dan teknologi, serta pengelolaan berkelanjutan terhadap lingkungan dan sumber daya alam, Indonesia dapat meraih potensinya sebagai negara yang tangguh seperti yang telah dilakukan oleh Ir Soekarno Presiden RI Pertama dalam kancah geopolitik global.

Solusi-solusi ini harus diimplementasikan dengan komitmen yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintahan negara, masyarakat sipil, dan sektor swasta.

Dirgahayu Republik Indonesia ke 78. Merdeka. Salam Pancasila.

 

(Prof. DR. Drs. Ermaya Suradinata, SH, MH, MSI, adalah mantan Dirjen Sospol Depdagri RI, Rektor IPDN, Gubernur Lemhannas RI, dan saat ini Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.)

id_IDIndonesian