Dalam proyeksi isu-isu strate¬gis di bidang Ideologi, bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) pada tahun 2025, eskalasi konflik menjadi sorotan utama di tingkat internasional. Kecenderungan persaingan geopolitik antara Amerika Serikat dan China, bersama dengan konflik di Israel-Palestina, Rusia-Ukraina, dan Laut China Selatan, menciptakan ancaman dan tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi.
Implikasi proyeksi tersebut menunjukkan bahwa stabilitas politik dan keamanan di tingkat regional dan internasional semakin rentan. Persaingan antara kekuatan besar dapat merugikan kerukunan global dan langsung memengaruhi kepentingan nasional Indonesia. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif dan adaptif diperlukan untuk mengurangi potensi dampak negatif.
Dari perspektif ancaman, proyeksi konflik di berbagai wilayah dan potensi ketegangan regional membawa risiko keamanan yang lebih tinggi. Ini menekankan pentingnya Indonesia memperkuat ideologi Pancasila, kapasitas hukum, kapasitas pertahanan dan keamanan nasional serta menjalin kerja sama regional untuk menghadapi ancaman ini.
Prediksi ini menegaskan perlunya respons proaktif dan strategis dalam menghadapi berbagai tantangan Polhukam pada tahun 2025.
Dari sudut implikasi persaingan kekuatan utama, ideologi Pancasila sebagai landasan negara Indonesia menjadi rentan terhadap pengaruh eksternal yang dapat menciptakan ketidakstabilan global. Persaingan ini tidak hanya menguji kekokohan nilai-nilai Pancasila, tetapi juga merambah ke stabilitas politik dan keamanan nasional.
Implikasi langsung dari dina¬mika persaingan kekuatan utama ini, sangat berpotensi memberikan dampak signifikan pada kepentingan nasional Indonesia, yang selalu mengutamakan perdamaian dan kemerdekaan aktif. Maka sebagai negara yang menghadapi tantangan besar dalam menghadapi kompleksitas persaingan kekuatan utama, Indonesia harus mempertahankan integritas ideologi Pancasila sebagai panduan utama dalam berinteraksi dengan dunia luar.
Stabilitas politik, yang menjadi pijakan bagi pembangunan dan kemajuan, menjadi aspek penting yang harus dijaga agar tidak terpengaruh oleh dinamika global yang tidak pasti. Selain itu, keamanan nasional harus menjadi prioritas utama dalam mengantisipasi ancaman yang mungkin timbul akibat persaingan kekuatan utama tersebut.
Dalam konteks global, Indonesia perlu menjalin hubungan yang bijak dengan negara-negara lainnya. Merawat kerja sama internasional yang seimbang akan membantu Indonesia memainkan peran konstruktif dalam membangun dunia yang lebih aman dan damai.
Posisi Indonesia sebagai negara damai dan bebas aktif, memerlukan strategi diplomasi yang cerdas untuk tetap terlibat dalam arena internasional tanpa mengorbankan prinsip-prinsip Pancasila. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi mediator yang efektif dalam menanggapi konflik global dan mempromosikan perdamaian sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi.
Ketidakstabilan global yang muncul akibat persaingan kekuatan utama menciptakan dinamika kompleks dalam diplomasi internasional. Maka Indonesia, sebagai negara yang mengusung kebijakan luar negeri bebas aktif, dihadapkan pada tugas rumit untuk menavigasi hubungan dengan berbagai kekuatan besar tanpa terjebak dalam pertikaian yang dapat merugikan kepentingan nasionalnya. Strategi diplomasi yang tepat harus diterapkan untuk menjaga keseimbangan dan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan global.
Dalam menjalankan peran konstruktifnya ini, Indonesia dapat memanfaatkan forum internasional sebagai platform untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan berkontribusi pada perdamaian dunia. Melalui partisipasi aktif dalam organisasi internasional dan dialog multilateral, Indonesia dapat memberikan suara yang memiliki dampak positif terhadap isu-isu global, termasuk upaya penyelesaian konflik, perlindungan hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
Indonesia juga harus memperkuat kemampuan daya saingnya dalam bidang ekonomi dan keamanan. Dengan menjaga stabilitas ekonomi, negara dapat memperkuat posisinya dalam kancah global dan memitigasi potensi dampak negatif dari ketidakstabilan global. Sementara itu, memperkuat keamanan nasional melibatkan modernisasi dan profesionalisasi aparat keamanan serta pengembangan strategi pertahanan yang adaptif.
Penting untuk diakui bahwa tantangan yang dihadapi Indonesia bukanlah tugas yang mudah, namun dengan memanfaatkan sumber daya internal dan eksternal dengan bijak, Indonesia dapat menghadapi dinamika persaingan kekuatan utama dengan keyakinan dan keberanian. Dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila sebagai panduan utama, Indonesia dapat memainkan peran yang lebih efektif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global, serta mengamankan kepentingan nasionalnya dalam konteks yang terus berubah ini.
Oleh karena itu, mendesain strategi preventif yang responsif dan proaktif menjadi imperatif dalam menghadapi risiko-risiko yang mungkin timbul akibat persaingan kekuatan utama. Diplomasi yang cerdik dan kekuatan kerja sama regional yang kokoh merupakan ¬elemen-elemen kunci dalam strategi ini.
Indonesia, sebagai negara yang mendukung perdamaian dan kebebasan aktif, perlu aktif terlibat dalam organisasi internasional guna memperkuat posisinya dan mempromosikan nilai-nilai Pancasila di tingkat global. Mengintegrasikan dimensi preventif dalam kebijakan luar negeri dan pertahanan menjadi suatu keharusan untuk mengantisipasi potensi gangguan terhadap keamanan nasional. Dengan mengadopsi pendekatan ini, Indonesia dapat menjadi kekuatan penyeimbang yang proaktif di tengah per¬saingan kekuatan utama global.
Selain itu, langkah-langkah preventif ini dapat menciptakan iklim yang lebih stabil, meminimalkan dampak negatif dari ketidakpastian politik dan keamanan yang mungkin terjadi pada tahun 2025.
Menghadapi prediksi isu-isu strategis Polhukam di tahun 2025, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah konkret dan responsif. Dengan memahami dinamika kompleks di tingkat internasional, regional, dan nasional, maka Indonesia dapat meningkatkan kapabilitasnya dalam mengelola potensi konflik, ancaman keamanan, dan tantangan politik yang mungkin muncul.
Tindakan proaktif ini penting untuk memastikan stabilitas nasional, dan menjaga kepentingan Indonesia di tengah ketidakpastian global. Dari itu pentingnya menjaga stabilitas politik dan keamanan, juga menuntut Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga dan mitra regionalnya. Kerja sama regional yang kuat dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung upaya bersama dalam mengatasi tantangan keamanan.
Dengan berperan aktif dalam organisasi-organisasi regional, Indonesia dapat pula membangun fondasi yang kokoh untuk menjaga perdamaian dan keamanan di tingkat regional. Melalui strategi preventif yang terarah dan berbasis risiko, Indonesia kemudian menjelma menjadi pionir dalam membangun stabilitas global. Ini yang mengharuskan fokus pada diplomasi, kerja sama regional, dan peran aktif di tingkat internasional, Indonesia dapat melindungi kepentingan nasionalnya sambil memberikan kontribusi positif pada dunia yang lebih aman, damai, dan berkeadilan.
Dari itu tantangan besar yang dihadapi Indonesia, dan dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, negara ini dapat memainkan peran yang lebih efektif dalam membentuk masa depan yang lebih baik. Dalam merancang strategi preventif, Indonesia harus memperkuat lembaga-lembaga keamanan dan intelijen untuk meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi dini dan mengelola risiko keamanan.
Investasi dalam teknologi kea¬manan yang canggih, pelatihan personel, dan pertukaran informasi internasional akan menjadi langkah-langkah krusial dalam membangun fondasi keamanan yang kokoh. Kolaborasi dengan negara-negara mitra dalam hal pertukaran intelijen, akan membantu Indonesia memperoleh wawasan yang lebih mendalam terhadap ancaman potensial. (Bersambung)
(Prof. DR. Drs. Ermaya Suradinata, SH, MH, MSI, adalah mantan Dirjen Sospol Depdagri RI, Rektor IPDN, Gubernur Lemhannas RI, dan saat ini Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.)