KONFERENSI Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949, dihadiri perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO –perwakilan berbagai negara yang diciptakan Belanda di Kepulauan Indonesia
KONFERENSI Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949, dihadiri perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO –perwakilan berbagai negara yang diciptakan Belanda di Kepulauan Indonesia
PEMIMPIN besar bangsa Indonesia, Bung Karno, dihadapan para pemimpin 25 negara yang hadir dalam KTT Gerakan Non-Blok, 1961, di Yugosavia, berseru untuk dunia menjadi damai. Seruan emansipasi manusia ini melandasi keinginan luhur, karena demi perdamaian dunia,
PADA 30 September 1960, lewat pidatonya berjudul “To Build The World a New”, Bung Karno berpekik: “Bangunlah Dunia ini kembali! Bangunlah Dunia ini kokoh kuat dan sehat! Bangunlah suatu Dunia di mana semua bangsa hidup dalam Damai dan Persaudaraan. Bangunlah Dunia yang sesuai dengan impian dan cita-cita
Radikalisme adalah sebuah goncangan yang berbahaya terhadap persatuan dan kesatuan, karena paham ini mendesakan keyakinannya secara ekstrem agar perubahan sosial atau politik cepat dan dadak sontak. Jelas ini adalah ancaman. Demikian ditegaskan oleh peraih Bintang Yudhadharma Utama RI,
Geopolitik Indonesia: Perspektif Memilih Pemimpin Pemimpin tidak bisa datang dan dipilih begitu saja. Juga tidak dapat diduplikasi atau diurutkan – atau hanya seperti “abrakadabra! menjadi pemimpin”. Namun, dalam sejarah modern Indonesia, pemimpin dapat diidentifikasi berasal dari rakyat. Inilah yang dilakukan oleh pemimpin besar Republik